Muhlanda Aliv Anaba. Diberdayakan oleh Blogger.
Silahkan pilih donasi Anda
Berbagi Buka Puasa Rp.28.500,-
Syiar Qur'an Rp.165.000,-
Kado Lebaran Yatim Rp.270.000,-
Bingkisan Keluarga Jompo & Prasejahtera Rp.340.000,-
Jumlah zakat :
RSS

Selasa, 05 April 2011

Mari Kita Membantu Pemerintah

Ada sedikit info nih mengenai Jawa Barat, info ini saya kutip dari Pemerintah Jawa Barat. Selamat menyaksikan ya,, eh salah, selamat membaaca.. :)

Pemerintah propinsi Jawa Barat menetapkan visinya ?Jawa Barat dengan Iman dan Takwa sebagai Propinsi Termaju dan Mitra Terdepan Ibu Kota Negara tahun 2010.? Visi ini diharapkan menjadi arah pembangunan yang harus dicapai dalam berbagai bidang. Indikator utama untuk pencapaian visi tersebut adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indikator kesejahteraan rakyat yang ingin dicapai oleh Propinsi Jawa Barat sebesar 80 pada tahun 2010. Pada tahun 2001, IPM Jawa Barat baru mencapai 67,4 berarti masih ada kesenjangan 12,6 point dari angka yang ingin dicapai yaitu 80.
Mengingat IPM ini merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pembangunan kualitas manusia dari aspek pendidikan, kesehatan dan kemampuan ekonomi, maka pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat merupakan faktor strategis untuk mewujudkan visi Jawa Barat, sehingga dalam 5 tahun kedepan diperlukan upaya percepatan pembangunan di bidang-bidang tersebut.
Kondisi tersebut menjadi landasan penetapan visi Pemerintah Propinsi Jawa Barat dalam pengelolaan pemerintah 5 tahun kedepan yaitu ? Akselerasi Kesejahteraan Masyarakat Guna Mendukung Pencapaian Visi Jawa Barat 2010?. Upaya pencapaian visi tersebut dipertegas dengan penjabaran misi pertama pemerintah propinsi Jawa Barat yaitu peningkatan kualitas dan produktifitas Sumber Daya Manusia dengan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan produktifitas untuk peningkatan daya saing SDM Jawa Barat. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas dan pemerataan pendidikan dan kesehatan dalam mencapai rata rata lama sekolah ( RLS ) 8,6 tahun dan Angka Melek Huruf ( AMH ) 95,5 dan Usia Harapan Hidup ( UHH ) 67,1 serta meningkatnya indek gender sebesar 60 pada tahun 2008
Dalam rangka pencapaian IPM salah satu indikator yang mempengaruhi adalah indikator kesehatan yang diwakili oleh Umur Harapan Hidup ( UHH ). UHH merupakan indikator komposit dari berbagai indikator dampak pembangunan kesehatan, dimana indikator dampak yang sangat mempengaruhi UHH adalah Angka Kematian Bayi ( AKB ), Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Kasar ( AKK ). Dari keempat indikator tersebut AKI dan AKB merupakan indikator yang sangat berpengaruh, sehingga untuk mencapai UHH 67,1 tahun pada tahun 2008 maka kegiatan yang terencana dan terarah yang harus dilaksanakan adalah upaya untuk AKB dan AKI. AKB dan AKI di Propinsi Jawa Barat masih tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional yaitu 321,15/100.000 Kelahiran Hidup ( BPS, 2003 ) dan AKB 44,36/ 1000 Kelahiran Hidup ( BPS, 2003 ).
Penyebab langsung kematian ibu di Jawa Barat masih karena perdarahan, eklampsi dan infeksi dan partus lama sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah aspiksia, komplikasi pada bayi Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) dan infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung dan mendasar yang mempengaruhi AKI dan AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. 53 % ibu Hamil menderita anemi.
  2. Ibu Hamil dan bersalin dengan 4 Terlalu ( Hamil atau bersalin terlalu muda dan tua umurnya, terlalu banyak anaknya dan terlalu dekat jarak kehamilan/persalinannya.
  3. Pemanfaatan pelayanan kesehatan yang masih rendah ditandai dengan pencapaia K4, persalinan oleh tenaga kesehatan dan N2 yang masih rendah.
  4. Penangan kehamilan dan persalinan serta perawatan bayi yang tidak/ belum adekuat ( kompetensi dan kualitas sumber daya kesehatan masih kurang, pertolongan persalinan oleh dukun paraji )
  5. kondisi ibu dan bayi yang tidak sehat, dengan penyakit akibat lingkungan dan perilaku yang tidak sehat dan penyakit menular
  6. Adanya 3 Terlambat
    • terlambat mengetahui tanda bahaya dan memutuskan rujukan
    • terlambat merujuk karena masalah transportasi dan geografi
    • terlambat ditangai ditempat pelayanan karena tidak effektifnya pelayanan di Puskesmas maupun di Rumah Sakit
Adapun Penyebab Mendasar yang dapat mempengaruhi AKI dan AKB adalah :
  1. Masih kurangnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal
  2. Tradisi dan budaya daerah, yaitu anggapan bahwa anak perempuan lebih baik cepat menikah dan punya anak.
  3. Ekonomi keluarga kurang mampu.
  4. Lingkungan yang buruk mempengaruhi kondisi kesehatan ibu maupun bayi

    Situasi derajat kesehatan Jawa Barat

    Derajat kesehatan masyarakat Jawa Barat bila diukur dari berbagai indikator dampak masih sangat memprihatinkan karena angkanya lebih jelek bila dibandingkan dengan angka nasional, sebagai berikut : TABEL 1
    INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN JAWA BARAT TAHUN 2004
    No. Indikator Angka Jawa Barat Angka Nasional
    2003 2004
    1 AKB 43.83 (thn 2003)* 43.40 (thn 2004)* 44 (thn 2000)**
    2 AKABA 64.67 (thn. 2000)** 64.67 (thn. 2000)** 44.71 (thn 2000)**
    3 UHH 65.68 (thn 2003)* 66,07 (thn 2004)* 68.23 (thn 2002)**
    4 AKI (Per 100.000 KLH) 321,15 ( thn 2003)* 321,15 ( thn 2003)* 307 (thn 2002)***
    5 AKK (per1.000 penduduk) 8.10 (thn 2000)** 8.10 (thn 2000)** 7.34 (thn 2000)**
    6 Status Gizi Buruk Balita 2,68% (2002)**** 1,4% (2002)**** 0.61 (thn 2001)**
    7 Angka kelahiran Kasar 22.60 (thn 2000)** 22.60 (thn 2000)** 22.04 (thn 2000)**

    Sumber data : * BPS Propinsi Jawa Barat , ** BPS Pusat, *** SDKI 2002 ? 2003, ****Data program:

    Masalah Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup di Jawa Barat Masalah kesehatan berdasarkan siklus hidup tidak terlepas dari fungsi dan proses reproduksi yang aman dan sehat, yang merupakan cermin dari kondisi kesehatan selama siklus kehidupan sejak konsepsi, masa anak, remaja dan usia lanjut, serta kualitas hidup individu masa kini atau sekarang akan berdampak pada kualitas hidup generasi yang berikutnya. Ruang lingkup fungsi dan proses reproduksi sangat luas, karena mencakup keseluruhan hidup manusia sejak lahir hingga mati, sehingga masalah kesehatan reproduksi yang secara nasional telah dipertajam dengan adanya empat komponen prioritas kesehatan reproduksi sesuai dengan sasaran kesehatan reproduksi berdasarkan silklus hidup di Jawa Barat adalah sebagai berikut :
    • Masalah Kesehatan Ibu :
      • AKI 321,15/100.000 KH, BPS 2003 ( AKI Nasional 307/100.000 KH , SKRT 2003 )
        \"\"
        Sumber data : laporan analisa data KIA Dinkes Propinsi Jawa Barat tahun 2005 Penyebab kematian ibu terbanyak adalah karena perdarahan, dan terbanyak adalah karena perdarahan post partum
    • Saat Kejadian kematian ibu :
    • Masa kehamilan : 24%
    • Masa Persalinan : 16%
    • Masa Nifas : 60%
    Kejadian kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas, penyebabnya perdarahan post partum, dan sebagian besar ( 75% ) terjadi pada 48 jam pertama pasca persalinan. Faktor yang menyebabkan tingginya perdarahan post partum adalah :
    • Kondisi ibu saat hamil anemi 53% dan KEK
    • Kehamilan dengan 4 Terlalu
    • Pertolongan persalinan yang tidak adekuat ( Petugas belum kompeten dan 40% persalinan masih oleh dukun paraji )

      a. Masalah Kesehatan Bayi dan Balita : AKB Jawa Barat : 43, 83 /1000 KH ( BPS, 2003 ) PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI JAWA BARAT TAHUN 2005
      \"\"
      Sumber data : laporan analisa data KIA Dinkes Propinsi Jawa Barat tahun 2005

      Kematian bayi paling banyak terjadi pada saat neonatal yaitu 0-28 hari yaitu 53% dari kematian bayi, penyebab utama adalah karena berat badan lahir rendah kurang dari 2.500 gram yang rentan terhadap adanya penyakit.

      TABEL 4
      ANGKA KEMATIAN BAYI DAN ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA
      Tempat Susenas 95 Susenas 98 Susenas 01
      Angka Kematian Bayi (per 1000 kelahiran hidup)
      Perkotaan 45 35 39
      Perdesaan 66 54 69
      Kota+Desa 60 49 51
      Angka Kematian Balita (per 1000 kelahiran hidup)
      Perkotaan 58 42 49
      Perdesaan 90 74 78
      Kota+Desa 81 65 68

      Sumber data : Rencana Aksi Kesehatan Anak Depkes RI 2004
      • Setiap tahun lahir 4,608,000 bayi.
      • Setiap tahun 313,344 balita meninggal.
      • Sebanyak 2/3-nya atau 235.008 anak meninggal sebelum merayakan ulang tahun yang pertama.
      • Setiap hari meninggal 644 bayi. Dari seluruh bayi yang meninggal 66.7% terjadi di Jawa-Bali dan 25.3% di Sumatera dan KTI.
      • Setiap jam 27 bayi meninggal dan 12 diantaranya meninggal pada masa neonatal.
        Apa yang bisa kita lakukan untuk menekan angka-angka ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar